Belanja di Kuala Lumpur

Belanja, adalah kegiatan yang menyenangkan dan selalu ada didalam itinerary liburan saya. Saya bukan tipikal orang yang selalu membawa oleh-oleh setiap pulang liburan. Pelit, saya tidak peduli dengan julukan tersebut. Karena berlibur adalah ajang melepaskan penat sedangkan oleh-oleh hanya akan menambah beban di dalam perjalanan dan membuat bagasi pesawat saya pun menjadi membengkak. Jujur, saya jarang banget membawa oleh-oleh untuk teman dan kerabat karena liburan saya selalu terbatas waktu dan juga bagasi. Tapi bukan berarti saya tidak pernah membeli oleh-oleh, karena keluarga dirumah adalah orang Indonesia yang selalu berpesan “hati-hati dijalan dan jangan lupa oleh-oleh”.

Saat traveling ke Kuala Lumpur ada beberapa pilihan tempat belanja, mau yang branded sampai kaki lima semua lengkap!

Processed with VSCO

Deretan mall megah di Bukit Bintang

Untuk pecinta branded stuff seperti Zara, Calvin Klein, Gucci dan Prada bisa langsung melirik Pavilion atau Fahrenheit 88 di Bukit Bintang. Saya sempat melongo saat jelajah mall kesini dan tersadar, ini bukan kelas saya (ngurut dada lihat harganya ckck)

Tapi kalau kamu setipe dengan saya, -wanita manja masa kini yang gak ngebet kekinian dengan barang bermerek asalkan murah, kece dan membahana- kamu bisa coba wisata belanja di Central market atau Chinatown. Belanja di pasar memang selalu menyenangkan, apalagi kalau bertemu dengan pedagang baik hati yang memberikan diskon atau free stuff untuk para pembelinya. Pasar-pasar tersebut sangat recommended untuk membeli oleh-oleh karena harga yang relative murah dan juga banyak varian pilihannya.

Processed with VSCO

Pasar Seni

Pasar pertama, Central Market. Pasar yang konon sudah ada dari tahun 1888 ini akan memanjakan kamu. Jangan langsung under estimate dan menyamakan pasar ini dengan Tanah Abang, karena sangat beda jauh! Liburan kemarin saya sangat beruntung bisa menginap di Pacific Express Hotel yang Cuma 5 langkah dari Central Market, dan otomatis pasar ini sangat friendly untuk saya karena gak perlu jalan terlalu jauh untuk membeli oleh-oleh.

Pasar ini memiliki 2 lantai, dimana lantai atas lebih banyak menjual pakaian dan aksesoris. Sedangkan lantai bawah lebih banyak menjual handicraft dan juga souvenir (ini menurut pemandangan yang saya lihat selama beberapa jam wisata belanja disini). Walaupun tidak full AC layaknya mall namun pasar ini sangat terlindung dari terik matahari, jadi adem aja bawaannya didalam pasar ini dan juga bersih! Sepertinya warga Malaysia sudah lebih ‘melek’ terhadap kebersihan.

Kamu mau cari apa? Souvenir, cokelat, postcards, snack asli Malaysia atau kain tenun? Semua ada disini. Sempat menyesal di hari sebelumnya saya sempat berjalan kaki lumayan jauh untuk menempuh Suria Mall demi membeli cokelat, dan pagi harinya saat mengunjungi Central Market, coklat dengan merek dan harga yang sama dijual disini. Rasanya mau garuk tanah!

Processed with VSCO

Petalling Street

Beralih ke pasar yang lain. Chinatown atau Petaling Street memang selalu ada dimana saja. Kamu bisa menemukan berbagai barang yang dijual disini, mulai dari sepatu ‘KW’ bermerek sampai pakaian dan berbagai souvenir.

Saya tidak terlalu suka berbelanja disini, entah kenapa mood berbelanja saya menurun (mungkin karena sebelumnya saya sudah mengunjungi Central Market dan uang habis). Sempat terbesit untuk membeli sepatu ‘KW’ bermerek tapi kualitasnya sama saja dengan di Indonesia dan harganya lebih mahal. Mungkin karena konverensi nilai rupiah yang jauh dibawah ringgit mempengaruhi pola saya berbelanja di Malaysia.

Saya sempat membaca beberapa artikel tentang Pasar Seni namun saya menemukan bahwa Pasar Seni adalah Central Market. Jadi sebenarnya mereka adalah pasar yang sama? Atau saya yang belum menemukan Pasar Seni di Kuala Lumpur?

Berbelanja memang kegiatan yang mengasyikan, namun jangan sampai lalai terhadap barang bawaan kamu. Selalu waspada terhadap copet dimanapun kamu berada. Apalagi dengan asumsi bahwa “turis itu banyak uang” membuat beberapa orang mengincar turis sebagai sasarannya. Sebelum berbelanja sebaiknya menentukan batas bawaan saat kamu pulang nanti, jangan sampai kelewatan batas bagasi pesawat. Bawa uang cash lebih baik. Lagipula gesek-menggesek kartu di luar negeri bakalan menambah charge fee dan kurang aman kalau menurut saya. Saya lebih suka membawa uang cash biar bisa mengontrol pengeluaran. Karena percayalah, wanita mana yang dapat menahan diri di saat berbelanja 🙂

Tinggalkan komentar