Masa lalu Kamboja

Processed with VSCO with h1 preset

Real Khmer

Sebelum menghabiskan liburan di sebuah tempat, ada baiknya kita mempelajari kebiasaan dan adat istiadat masyarakat setempat. Prinsip ini selalu saya pegang teguh dan saya laksanakan sebelum mengunjungi sebuah kota atau negara baru. Karena bagi saya, traveling bukan hanya sekedar menghabiskan uang tapi harus ada sesuatu hal yang bisa saya pelajari.

Kamboja dulunya adalah sebuah negara yang maju, mungkin sama seperti Singapore pada masa kini, dimana setiap kota sudah memiliki bandar udara sendiri. Namun karena otoriter rezim Khmer Merah, Kamboja banyak kehilangan orang-orang cerdas. Saat ini, bisa dilihat bahwa Kamboja masih menjadi negara tertinggal di Asia Tenggara dan masih berusaha bangkit dari keterpurukannya.

Khmer Merah berhasil merebut kekuasaan di tahun 1975, dibawah pimpinan revolusioner mereka, Pol Pot. Mereka memulai sebuah rezim pembunuhan sadis dan brutal yang berlangsung selama empat tahun lamanya. Gak ada yang menyangka kalau kekuasaan Khmer Merah dapat melumpuhkan sebuah negara dengan begitu singkat saja. Diperkirakan selama masa suram ini, lebih dari dua juta orang telah tewas melalui berbagai metode eksekusi, kerja paksa dan juga kelaparan.

Khmer Merah berhasil ditumbangkan pada tahun 1979, dan Kamboja menjadi jajahan Vietnam sampai tahun 1993. Kamboja baru menjadi negara merdeka selama 25tahun, ibarat anak baru lahir kemarin sore.

Melihat masa lalu Kamboja dan masih mudanya Kamboja untuk merdeka membuat saya merasa wajar menerima perlakuan beberapa penjual barang atau jasa yang masih suka memelas untuk mendapatkan uang lebih dari konsumennya. Positifnya, warga lokal Kamboja pandai berbahasa inggris, terlebih di Siem Reap yang memiliki Angkor Wat sebagai magnet penarik wisatawan.

Untuk penggemar wisata mistis, Kamboja memiliki banyak killing field atau lapangan pembunuhan. Wajar saja karena mereka juga baru melewati 20 tahun-an peristiwa menyayat hati tersebut.

Di Wat Thmey, Siem Reap, kamu bisa membaca cerit atentang hari-hari suram tersebut pada beberapa papan yang ada didepan monumen dengan hati yang teriris. Membayangkan orangtua kita hilang dari rumah pada suatu malam dan tidak tau lagi kemana rimbanya. Lalu pada suatu hari terdengar kabar kalau beliau sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu karena dibunuh oleh rezim komunis. Atau lebih buruk lagi melihat keluarga kita dibunuh didepan mata kita sendiri, atau mati kelaparan dan disiksa.

Kalau kamu mau tahu lebih banyak lagi mengenai sejarah kelam Kamboja, kamu bisa mengunjungi Tuol Sleng (S21) Genosida Museum di Phnom Penh. Disini banyak cerita yang bisa kamu gali lagi lebih dalam mengenai sejarah rezim Khmer Merah di Kamboja.

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sejarah Kamboja, dan juga negara-negara lainnya. Karena traveling gak selamanya hanya menghabiskan uang saja, kan.

Tinggalkan komentar