Muzium Istana Kesultanan Melaka

Selepas kami mengunjungi A Famosa dan reruntuhan gereja St. Paul’s ada sebuah tempat yang terpencil dibelakang kemegahan St. Paul’s Hill. Muzium Istana Kesultanan Melaka, namanya. Dan kami sangat penasaran dengan isi dari museum ini. Untungnya juga pengunjung yang cukup ramai didalamnya membuat kami gak merasa spooky seperti saat di Muzium Belia Malaysia dan Balai Seni Lukis Melaka.

Processed with VSCO

Muzium Istana Kesultanan Melaka ini hanya merupakan replika istana di zaman Sultan Mansur Syah (1456-1477). Replika istana ini berdasarkan daripenelitian buku sejarah Melayu dan juga berdasarkan pandangan Persatuan Pelukis Melaka serta Persatuan Sejarah Malaysia Cawangan Melaka.

Keunikan dari bangunan ini dapat dilihat dari arsitekturnya yang menggunakan system pasak dan tanggam sebagai paku. Struktur bangunan menggunakan kayu-kayu tempahan terbaik dari berbagai daerah di Malaysia demi mendapatkan hasil yang terbaik. Di dindingnya pun terdapat relief yang disebut sebagai Ketam Buri. Bangunan yang memiliki 6 ruangan yang digunakan untuk galeri pameran dan ruang utama yang digunakan sebagai tempat pertemuan Sultan dengan para tamu kerajaan. Jadi total ada 7 ruangan di museum Istana Kerajaan ini.

Processed with VSCO

Kami diwajibkan untuk melepaskan alas kaki sebelum memasuki museum. Dan ruang pertama yang kami kunjungi ada;ah ruang utama atau ruang pertemuan Sultan dengan para tamu kerajaan. Ternyata pada jaman dahulu, untuk bertemu dengan Sultan gak boleh asal duduk. Karena didalam Istana sudah terdapat beberapa peraturan tentang tempat duduk para tamu sesuai dengan asalnya. Yang membuat saya terkagum adalah raja dari kerajaan Majapahit menduduki tempat paling depan dan paling dekat saat menghadap Sultan Melaka. Sudah terlihat dari sini bahwa sejak jaman dahulu persahabatan Indonesia dan Malaysia sudah terjalin.

Ruangan selanjutnya ada diorama tentang Hang Tuah, dan berbagai seragam kerajaan maupun tamu kerajaan yang pernah berkunjung ke Istana Kerajaan Melaka. Ada juga beberapa lukisan mengenai rumah tradisional Malaysia yang sekilas mirip dengan rumah-rumah tradisional di Indonesia. Pada awalnya saya sempat bertanya, kenapa Muzium Istana Kesultanan Melaka disebutkan hanya sebagai replika dari istana aslinya. Kalaupun begitu dimana letak kerajaan Melaka yang asli?

Dan ada sebuah lukisan berjudul Mahligai Hangus tahun 1466 yang menjelaskan bahwa Istana Melaka telah terbakar pada tahun tersebut dan itulah penyebab Istana Melaka sudah tak ada lagi. Dan mungkin semenjak itu Portugal sudah berkuasa di Melaka dan kesultanan Melaka pun dibubarkan pada jaman penjajahan.

Processed with VSCO

Diluar museum, terdapat sebuah taman yang dinamakan Taman Larangan. Dituliskan disini bahwa Istana Melaka juga memiliki sebuah taman yang memiliki konsep sama seperti tempat permainan para puteri raja dan merupakan sebuah tanah yang subur sehingga dapat ditanami berbagai tanaman herbal yang berkhasiat sebagai obat. Saya tidak tahu pasti kenapa taman ini dinamakan Taman Larangan.

Taman ini lumayan luas dan tersedia beberapa bangku taman dibawah pohon rindang yang cocok banget untuk berteduh. Kami datang kesini sekitar jam 12 siang dan beneran Melaka sedang panas-panasnya dan taman ini cocok untuk berteduh dari gencatan senjata matahari diluar sana. Dan lagi lagi saya berpikiran nakal, disini gak ada orang pacaran. Seandainya museum ini di Indonesia, saya sudah membayangkan di setiap pojok terdapat beberapa pasangan yang sibuk memadu kasih atau gerombolan remaja kekinian dengan tongsis sepanjang galah. Tapi disini gak ada…

img_3607

Ada yang perlu diperhatikan sebelum mengunjungi museum ini. Tiket masuk untuk pelancong asing sebesar RM5 untuk dewasa dan RM2 untuk anak-anak. Museum ini buka setiap hari dari jam 09.00-17.30 dan setiap hari Jumat museum akan tutup sementara 12.115-14.45 untuk persiapan sholat Jumat. Inilah yang membuat saya kagum. Saat berkunjung ke Malaysia di hari Jumat bukan hanya museum yang tutup sementara namun beberapa warung dan kios di mall (contohnya kedai makan) juga ikut untuk tutup sementara untuk sholat Jumat.

Kami menghabiskan waktu cukup lama di Muzium Istana Kesultanan Melaka dan berimajinasi bagaimana dulunya kerajaan ini pada waktu masa kejayaannya? Pasti sangat megah dan juga ramai dengan berbagai aktivitas Sultan untuk mengurus Melaka ya 🙂

Tinggalkan komentar