Restoran Ali Food Corner

Jam sudah menunjukkan 2 pagi namun Kuala Lumpur sama seperti Jakarta, kota ini tidak tidur. Mungkin memang tidak semeriah Jakarta, Kuala Lumpur lebih sunyi tanpa kendaraan berknalpot cempreng ataupun kemacetan khas Jakarta. Kami menghabiskan malam di Restoran Ali Food Corner yang memang buka 24 jam. Masakan yang disajikan lebih kearah Timur Tengah dan juga berlabel halal. Restoran ini berlokasi didekat hotel Pudu Bintang, tempat kami menginap. Walaupun sudah lewat tengah malam namun masih banyak warga Kuala Lumpur yang memenuhi restoran ini.

3eqr-agixigmmtb-img_1505

Restoran Ali Food Corner

Saya memesan Tomyam dan nasi goreng untuk kami berdua. Dan juga teh tarik kesukaan saya yang sangat mudah ditemukan di Malaysia. Selama ini saya penasaran dengan roti tisu dan disini saya bisa menemukannya juga. Tidak menunggu lama, pesanan kami pun tiba. Rasa masakannya standard orang Malaysia punya, kari Tomyam yang kental dan tidak pedas membuat saya suka makanan Malaysia. Untuk pecinta pedas, saya rekomendasikan membawa sambal botol dari Indonesia karena saos sambal di Malaysia juga tidak memiliki rasa pedas, malah seperti saos pedas manis untuk lidah saya.

Processed with VSCO

Tomyam dan Nasi goreng

Rasa asam kuah khas Tomyam pun terasa nikmat dipadukan dengan bahan-bahan lainnya. Dan saya kurang mengerti bagaimana makan roti tisu Malaysia, kalau di Indonesia saya banyak melihat beberapa restoran menyajikan roti tisu ini sebagai makanan ringan yang dibanjiri susu kental manis dan beberapa topping seperti meises, keju sampai eskrim. Tapi di Malaysia, roti tisu ini hanya memakai susu kental manis seadanya. Dan mungkin dari pengaruh teh tarik yang saya minum, roti ini terasa pahit di lidah saya.

Processed with VSCO

Roti tisu

Untuk nasi goreng saya suka bumbunya. Gurih dan mantap tanpa kecap dan sambal pastinya, sangat berbeda dengan nasi goreng di Indonesia. Porsi makanan Malaysia juga lebih banyak dibandingkan dengan makanan di Indonesia. Rasanya saya pikir sama dengan nasi goreng margarin buatan ibu saya, namun ini lebih mantap.

Menghabiskan malam disini sangat cocok untuk backpacker, karena harganya yang relatif murah dan juga banyak pilihan makanan. Restoran terletak di pojok jalan jadi jarang kendaraan bermotor lewat menambah kesunyian kota Kuala Lumpur. Banyak warga sekitar yang sengaja berkumpul untuk menjalin komunikasi dengan sahabat dan juga nonton bareng bola yang disiarkan di layar tivi cukup lebar. Ternyata Kuala Lumpur tetap sama seperti kota metropolitan lainnya, tanpa motor berisik tentunya.

Tinggalkan komentar